Peralatan
yang Digunakan Untuk Membuat Silase
Beberapa
perlatan yang digunakan dalam pembuatan
silase ini adalah sebagai berikut:
a. Tempat silase (silo), bisa terbuat
dari plastik ukuran besar
atau bus beton
diameter 80 – 100 cm dsb.
b. Alat
pemotong, berupa pisau besar atau choper
c.
Timbangan
d. Lak
ban/ isolasi besar dan tali rafia/ tali karet (dari ban dalam bekas)
Adapun
bahan-bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan silase adalah :
a. Hijauan pakan yang dapat dibuat silase adalah berupa rumput, legume dan hijauan jagung
b.
Bahan pengawet/ tambahan/ pelengkap dapat berupa bekatul, onggok dan tetes
Prosedur
pembuatan silase :
1. Hijauan
/ rumput (yang sudah dilayukan dengan
kadar air + 65 %) dipotong-potong (5 -10 cm),
2. Hijauan
atau rumput ditimbang dan dicampur
dengan 5 % bahan pelengkap (bekatul/ tetes atau onggok) sampai homogen
3. Dimasukkan
dalam tempat (silo) dan dipadatkan dan
kemudian ditutup rapat, disimpan/ diperam dengan aman (tidak kena air
dan jauh dari serangga)
1) Tahap pengisian
· hijauan pakan dipotong-potong dilayukan
· Bahan/hijauan pakan dicampur dengan bahan pengawet / tambahan / pelengkap
· Masukkan ke dalam silo dipadatkan
2) Tahap penutupan
Bahan dalam pembuatan silase :
1) Bahan dasar/pokok
·
Rumput potong
·
Rumput lapangan
·
Leguminosa
·
Campuran rumput dan leguminosa
·
Limbah pertanian
2) Bahan tambahan/pelengkap
·
Penambahan asam mineral untuk
menimbulkan millieu asam (larutan Cl, asam propionat, asam semut, dll)
·
Penambahan asam organik (gula
tebu, molasse)
·
Penambahan asam laktat
·
Penambahan ubi-ubian (kentang,
ketela pohon, dll)
Untuk
membuat silase, harus diupayakan terbentuknya keadaan hampa udara (anaerob) dan
suasana asam.
A) Keadaan hampa udara, dpt dilakukan dengan :
·
Tempat yang tertutup rapat
·
Penimbunan hijauan pakan yang
dipadatkan
· Pemadatan yang baik memperkecil kantong udara dan hijauan pakan sebaiknya dipotong-2. Silo
yang tidak rapat menyebabkan tumbuhnya jamur.
B) Suasana asam. pH diupayakan turun menjadi ± 4. Penurunan pH dpt dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
·
Langsung, dengan penambahan bahan kimia (Na-bisulfat, sulfur dioksida, asam
klorida)
·
Tidak langsung, dengan penambahan bahan sumber karbohidrat : tetes (3%), dedak halus
(5%), menir (3,5%), onggok (3%)
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase :
1) pH harus dipertahankan kurang dari 4,2 (pH lebih dari 4,8 ensilase
gagal & terjadi peragian)
2) Suhu optimum untuk bakteri asam laktat 25 - 35oC
3) Lama pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
4) Bahan silase harus ditumpuk rapi/dipadatkan
Penilaian hasil pembuatan silase secara organoleptis
berdasarkan skor terhadap warna, bau, tekstur, ada/tidaknya jamur dan
penggumpalan, serta pH.
Ciri-ciri silase yang baik :
1. Rasa dan bau asam
2.
Warna hijau seperti daun direbus
3.
Tekstur hijauan seperti bahan asal
4.
Tidak berjamur, berlendir atau menggumpal
5. Secara kimiawi : banyak
mengandung asam laktat, N amonia rendah (<10%), tidak mengandung asam
butirat
6. pH
rendah (4,2 - 4,8)
Secara organoleptis, silase dapat dievaluasi berdasarkan skor terhadap bau,
warna, tekstur, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan. Adapun cara pembuatan skor dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Kriteria
|
Karakteristik
|
Skor
|
Bau
dan rasa
|
· sangat
busuk & merangsang
· sedang
· asam
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Tekstur
|
· lembek
· sedang
· seperti
hijauan segar
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Warna
|
· tanpa
warna hijauan
· hijau
kecoklatan
· hijau
seperti daun direbus
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Jamur
|
· banyak
· sedikit
· tidak
ada
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|
Penggumpalan
|
· Menyeluruh
· tengah
· tepi
|
1 - 3
4 - 6
7 - 9
|