Selasa, 01 November 2011

Pembuatan Silase

Peralatan yang Digunakan Untuk Membuat Silase
            Beberapa perlatan yang digunakan dalam  pembuatan silase ini adalah sebagai berikut:
a. Tempat silase (silo),  bisa  terbuat  dari  plastik  ukuran  besar  atau  bus  beton  diameter  80 – 100 cm dsb.
b. Alat pemotong, berupa pisau besar atau choper
c. Timbangan
d. Lak ban/ isolasi besar dan tali rafia/ tali karet (dari ban dalam bekas)

Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan dalam  pembuatan silase adalah :
a. Hijauan pakan yang  dapat dibuat silase  adalah  berupa rumput, legume  dan hijauan jagung
b. Bahan pengawet/ tambahan/ pelengkap dapat  berupa bekatul, onggok  dan tetes

Prosedur pembuatan silase :
1.      Hijauan / rumput  (yang sudah dilayukan dengan kadar air + 65 %) dipotong-potong (5 -10 cm),
2.      Hijauan atau rumput ditimbang  dan dicampur dengan 5 % bahan pelengkap (bekatul/ tetes atau onggok) sampai homogen
3.      Dimasukkan dalam tempat (silo) dan dipadatkan dan  kemudian ditutup rapat, disimpan/ diperam dengan aman (tidak kena air dan jauh dari serangga)
 
Tahap pembuatan silase :
1) Tahap pengisian

· hijauan pakan dipotong-potong dilayukan

· Bahan/hijauan pakan dicampur dengan bahan pengawet / tambahan / pelengkap

· Masukkan ke dalam silo dipadatkan

2) Tahap penutupan

Bahan dalam pembuatan silase :
1)   Bahan dasar/pokok
·         Rumput potong
·         Rumput lapangan
·         Leguminosa
·         Campuran rumput dan leguminosa
·         Limbah pertanian
2)   Bahan tambahan/pelengkap
·         Penambahan asam mineral untuk menimbulkan millieu asam (larutan Cl, asam propionat, asam semut, dll)
·         Penambahan asam organik (gula tebu, molasse)
·         Penambahan asam laktat
·         Penambahan ubi-ubian (kentang, ketela pohon, dll)
Untuk membuat silase, harus diupayakan terbentuknya keadaan hampa udara (anaerob) dan suasana asam.
A)   Keadaan hampa udara, dpt dilakukan dengan :
·         Tempat yang tertutup rapat
·         Penimbunan hijauan pakan yang dipadatkan
·   Pemadatan yang baik  memperkecil kantong udara  dan hijauan pakan sebaiknya dipotong-2. Silo yang tidak rapat  menyebabkan  tumbuhnya jamur.
B)   Suasana asam. pH diupayakan turun menjadi ± 4. Penurunan pH dpt dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
·         Langsung, dengan penambahan bahan kimia (Na-bisulfat, sulfur dioksida, asam klorida)
·        Tidak langsung, dengan penambahan bahan sumber karbohidrat : tetes (3%), dedak halus (5%), menir (3,5%), onggok (3%)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase :
1)   pH harus dipertahankan kurang dari 4,2 (pH lebih dari 4,8 ensilase gagal & terjadi peragian)
2)   Suhu optimum untuk bakteri asam laktat 25 - 35oC
3)   Lama pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
4)   Bahan silase harus ditumpuk rapi/dipadatkan

Penilaian hasil pembuatan silase secara organoleptis berdasarkan skor terhadap warna, bau, tekstur, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan, serta pH.
Ciri-ciri silase yang baik :
1. Rasa dan bau asam
2. Warna hijau seperti daun direbus
3. Tekstur hijauan seperti bahan asal
4. Tidak berjamur, berlendir atau menggumpal
5. Secara kimiawi : banyak mengandung asam laktat, N amonia rendah (<10%), tidak mengandung asam butirat
6. pH rendah (4,2 - 4,8)

Secara organoleptis, silase dapat dievaluasi berdasarkan skor terhadap bau, warna, tekstur, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan.  Adapun cara pembuatan skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kriteria
Karakteristik
Skor
Bau dan rasa
·  sangat busuk & merangsang
·  sedang
·  asam
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Tekstur
·  lembek
·  sedang
·  seperti hijauan segar
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Warna
·  tanpa warna hijauan
·  hijau kecoklatan
·  hijau seperti daun direbus
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Jamur
·  banyak
·  sedikit
·  tidak ada
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Penggumpalan
·  Menyeluruh
·  tengah
·  tepi
1 - 3
4 - 6
7 - 9

Metode Pembuatan Silase

Silase dapat dibuat dengan beberapa metode :
1.    Metode Panas (Belanda)
       Rumput yang sudah dipotong-potong ditumpuk di dalam silo, diusahakan selapis demi selapis, diratakan dan dipadatkan, proses penumpukan dan pemadatan lebih kurang 7 hari.  Sebagai  penutup digunakan lapisan tanah setebal 50 – 6-0 cm.  Bila rumput mulai melayu, maka lubang akan mengempis dan masuk ke dalam lubang.  Di sekeliling lubang sebaiknya dibuat parit agar air tidak masuk ke lubang. Untuk menjaga kualitas silase, dapat dilakukan dengan pemadatan yang sempurna, drainase yang baik dan penghindaran dari  air yang masuk ke luabang, penutupan lubang harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya.  Pembukaan silase metode ini dilakukan minimal setelah 4 bulan. Lubang silo bisa berbentuk silindris atau kotak dengan ukuran 2 – 4 meter, dan dalam 2 m.
2.   Metode Dingin (asam)
       Pada metode ini diperlukan silo yang berdinding tembok atau kayu, hijauaan harus secepat mungkin dimasukkan dalam silo. Pengisisan dan pemadatan maksimal   1–3 hari . Pemadatan harus dilakukan benar-benar sempurna, lapisan demi lapisan.  Setelah semua bahan masuk, silo harus ditutup rapat dan bila perlu diberi pemberat. Prinsip metode dingin ini adalah, dengan diselesaikannya pemasukan bahan dalam waktu singkat dan pemadatan yang sempurnya, maka  dalam proses ensilasenya tidak terjadi panas dan tetap dingin.  Jika hijauan yang dibuat silase kurang mengandung bahan karbohidrat, bisa ditambah bahan karbohidrat dengan tujuan untuk mempercepat terbentuknya suasana asam.  Suasana asam terbentuk akibat fermentasi dari karbohidrat.  Untuk mempercepat suasana asam juga bisa dilakuakn dengan penambahan bahan-bahan kimia seperti : asam fosfat, natrium bisulfat, campuran HCl encer  dll.  Banyaknya bahan tambahan (tetes, tepung jagung) yang ditambahkan dalam pembuatan silase sekitar 2 – 4 % dari bahan silase (rumput dan atau legum).  Untuk legum bahan aditif bisa lebih banyak 1 – 2 % dibanding rumput.  Untuk aditif dedak halus atau bekatul, bisa sampai 10 % dari bahan silase.
3. Metode Finlandia
    Pada metode ini juga dibutuhkan silo yang baik. Hijauan harus secepatnya dimasukkan dan dipadatkan ke dalam silo.  Tiap lapisan dibasahi dengan HCl BJ 1,17 (33,5%). Banyaknya HCl yang ditambahkan harus dapat menciptakan suasana asam dengan pH antara 3,5  -  4.  Pemakaian HCl sebanyak 1 liter/ 100 kg bahan seilase.  Sebelum disiramkan pada rumput harus diencerkan dengan air sebanyak 6 kali. Bila silo berukuran garis tengah 6 meter, maka selapis timbunan dibutuhkan 300 kg rumput yang harus disiram 18 liter HCl yang telah diencerkan.  Bila penimbunan tidak dapat selesai sehari, maka timbunan harus ditutup rapat-rapat (dengan karung goni atau plastik).  Bila  timbunan rumput sudah cukup (berlapis-lapis) kemudian  ditutup dengan tanah  setebal 60 cm dan diberi beban. Setelah masak, silase akan mengempis sampai setengahnya. Karena itu penimbunan hendaknya setinggi 2 kali tinggi silo. Silase yang dibuat dengan cara ini akan bermutu tinggi dan berbau sedap, sehingga disukai ternak. Untuk sapi dapat diberikan 20 – 30 kg silase. Sebaiknya ditambah hooi atau jerami.

  Silo (Tempat Pembuatan Silase)
Silo berasal dari bahasa Yunani “Siro” yang berarti tempat untuk menyimpan biji-bijian. Silo yang dimaksud disini adalah merupakan tempat atau wadah untuk membuat silase. Bahan dari silo bervariasi, bisa dari plastik, drum, bus beton,  kayu dan atau semen permanen.  Pembuatan silo dapat dilakukan secara permanen, semi permanen atau tidak permanen, hal ini tergantung situasi dan kondisi serta kebutuhan.   Menurut letak dan bentuknya, silo dibedakan menjadi beberapa bentuk :
1. Stack  atau Penc Silo
Silo atau tempat silase ini berbentuk bulat atau persegi dan terbuat dari bahan yang tidak permanen, hijauan ditimbun diatas tanah
2. Tower Silo
   Silo model tower terletak di atas tanah, berbentuk menara, bisa bulat atau persegi, terbuat dari kayu atau beton dan hijauan ditimbun di dalamnya.
3. Pit / Trench Silo
Silo ini berbentuk silinder dan berada di dalam tanah (permukaan sejajar dengan permukaan tanah), bahan hijuan disimpan di dalam lubang di tanah
4. Clamp Silo
    Silo ini merupakan bentuk gabungan antara  stack dan pit silo, sehingga letaknya sebagian di dalam tanah dan sebagian muncul di atas tanah.  Sebagian besar silase berada di atas tanah .

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase :
1.        Lama pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
2.        Bahan silase harus ditumpuk rapi/ dipadatkan
3.        Setelah proses ensilase selesai,  pH harus dipertahankan kurang dari 4,2 (pH lebih dari 4,8 akan terjadi pembusukan dan peragian)
4.        Suhu optimum untuk bakteri asam laktat 25 - 35oC