Tampilkan postingan dengan label kuliah TPP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kuliah TPP. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 November 2014

Take Home Test Material 02.11.2014 rip

To evaluate the physical quality of pelleted feeds, generally a subdivision is being made into tests that evaluate 'hardness' and tests evaluating 'durability' of a given pellet. The feed manufacturer or feed technologist should be aware of the reason for evaluating the pellet quality and subsequently choose the appropriate, most suitable method, since no unique test exists that covers all parameters of interest related to physical quality of pelleted animal feeds.

Please describe clearly, equippe with examples that appropriate with your explanation,
  1. Factors that influence the quality (nutritional and physical) of pellets
  2. Methods used to evaluate the quality of the pellet
The answers of both questions (using bahasa Indonesia) should be written with MS Office Word (arial narrow, font 12, sp 1,5) with the order as listed below :
  1. Title (name, NIM)
  2. Discussions 1
  3. Discussions 2
  4. Conclusions
  5. References 
It should be submitted in two week after this day (2nd November 2014) in soft copy to the email address of retno.marwoto@gmail.com after two times reviewed. 


noted: students are always welcome to contact me... *you all know how to contact me :)

Good luck ... !

Senin, 09 April 2012

Pellet Animation on Video

Untuk menambah wacana tentang proses pembuatan pellet, berikut animasi pelleting.
Semoga bermanfaat.


Jumat, 06 April 2012

Proses Gelatinisasi


•Pati dalam jaringan tanaman mempunyai bentuk granula yang berbeda-beda. Dg 
mikroskop jenis pati dapat dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran, dan letak 
hilum yang unik.
•Bila pati mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula patinya akan menyerap air 
dan membengkak. Peningkatan volume granula pati yang terjadi di dalam air pada 
suhu  55 0C – 65 0C merupakan pembengkakan yang sesungguhnya, dan setelah
pembengkakan ini granula pati dapat kembali ke kondisi semula.
•Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa  dan bersifat tidak dapat kembali 
lagi pada kondisi semula. Perubahan tersebut dinamakan gelatinisasi.

Selasa, 01 November 2011

Pembuatan Silase

Peralatan yang Digunakan Untuk Membuat Silase
            Beberapa perlatan yang digunakan dalam  pembuatan silase ini adalah sebagai berikut:
a. Tempat silase (silo),  bisa  terbuat  dari  plastik  ukuran  besar  atau  bus  beton  diameter  80 – 100 cm dsb.
b. Alat pemotong, berupa pisau besar atau choper
c. Timbangan
d. Lak ban/ isolasi besar dan tali rafia/ tali karet (dari ban dalam bekas)

Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan dalam  pembuatan silase adalah :
a. Hijauan pakan yang  dapat dibuat silase  adalah  berupa rumput, legume  dan hijauan jagung
b. Bahan pengawet/ tambahan/ pelengkap dapat  berupa bekatul, onggok  dan tetes

Prosedur pembuatan silase :
1.      Hijauan / rumput  (yang sudah dilayukan dengan kadar air + 65 %) dipotong-potong (5 -10 cm),
2.      Hijauan atau rumput ditimbang  dan dicampur dengan 5 % bahan pelengkap (bekatul/ tetes atau onggok) sampai homogen
3.      Dimasukkan dalam tempat (silo) dan dipadatkan dan  kemudian ditutup rapat, disimpan/ diperam dengan aman (tidak kena air dan jauh dari serangga)
 
Tahap pembuatan silase :
1) Tahap pengisian

· hijauan pakan dipotong-potong dilayukan

· Bahan/hijauan pakan dicampur dengan bahan pengawet / tambahan / pelengkap

· Masukkan ke dalam silo dipadatkan

2) Tahap penutupan

Bahan dalam pembuatan silase :
1)   Bahan dasar/pokok
·         Rumput potong
·         Rumput lapangan
·         Leguminosa
·         Campuran rumput dan leguminosa
·         Limbah pertanian
2)   Bahan tambahan/pelengkap
·         Penambahan asam mineral untuk menimbulkan millieu asam (larutan Cl, asam propionat, asam semut, dll)
·         Penambahan asam organik (gula tebu, molasse)
·         Penambahan asam laktat
·         Penambahan ubi-ubian (kentang, ketela pohon, dll)
Untuk membuat silase, harus diupayakan terbentuknya keadaan hampa udara (anaerob) dan suasana asam.
A)   Keadaan hampa udara, dpt dilakukan dengan :
·         Tempat yang tertutup rapat
·         Penimbunan hijauan pakan yang dipadatkan
·   Pemadatan yang baik  memperkecil kantong udara  dan hijauan pakan sebaiknya dipotong-2. Silo yang tidak rapat  menyebabkan  tumbuhnya jamur.
B)   Suasana asam. pH diupayakan turun menjadi ± 4. Penurunan pH dpt dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
·         Langsung, dengan penambahan bahan kimia (Na-bisulfat, sulfur dioksida, asam klorida)
·        Tidak langsung, dengan penambahan bahan sumber karbohidrat : tetes (3%), dedak halus (5%), menir (3,5%), onggok (3%)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase :
1)   pH harus dipertahankan kurang dari 4,2 (pH lebih dari 4,8 ensilase gagal & terjadi peragian)
2)   Suhu optimum untuk bakteri asam laktat 25 - 35oC
3)   Lama pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
4)   Bahan silase harus ditumpuk rapi/dipadatkan

Penilaian hasil pembuatan silase secara organoleptis berdasarkan skor terhadap warna, bau, tekstur, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan, serta pH.
Ciri-ciri silase yang baik :
1. Rasa dan bau asam
2. Warna hijau seperti daun direbus
3. Tekstur hijauan seperti bahan asal
4. Tidak berjamur, berlendir atau menggumpal
5. Secara kimiawi : banyak mengandung asam laktat, N amonia rendah (<10%), tidak mengandung asam butirat
6. pH rendah (4,2 - 4,8)

Secara organoleptis, silase dapat dievaluasi berdasarkan skor terhadap bau, warna, tekstur, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan.  Adapun cara pembuatan skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kriteria
Karakteristik
Skor
Bau dan rasa
·  sangat busuk & merangsang
·  sedang
·  asam
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Tekstur
·  lembek
·  sedang
·  seperti hijauan segar
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Warna
·  tanpa warna hijauan
·  hijau kecoklatan
·  hijau seperti daun direbus
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Jamur
·  banyak
·  sedikit
·  tidak ada
1 - 3
4 - 6
7 - 9
Penggumpalan
·  Menyeluruh
·  tengah
·  tepi
1 - 3
4 - 6
7 - 9