Pabrik dan
Industri Pakan
Pada zaman nenek
moyang pakan tersedia berlimpah dan
ternak dapat mengkonsumsinya secara langsung.
Ketika penduduk bertambah banyak, ketersediaan pakan berkurang
menyebabkan ternak berpindah ke
daerah-daerah yang ketersediaan pakan berlimpah. Setelah makin banyak ternak didomestikasi d an permintaan hasil-hasil ternak semakin meningkat menyebabkan ternak mulai
dikandangkan, sehingga pakan harus disediakan dan diberikan ke
ternak yang telah dikandangkan.
Walaupun ternak telah
didomestikasi selama beribu-ribu tahun tetapi pakan komersial yaitu pakan untuk
dijual baru mulai dibuat akhir-akhir ini, karena informasi yang digunakan dalam
penyusunan ransum baru ditemukan 100 tahun yang lalu, ketika sistem analisis proksimat
dikembangkan oleh Hennenberg dan Stochman.
Pada mulanya
mesin-mesin penggiling bertenaga uap digunakan untuk menggiling biji-bijian
seperti misalnya jagung dan gandum untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Kemudian
dengan semakin berkembangnya industri khususnya industri pengolahan susu,
minyak dan daging menyebabkan limbah olahan semakin banyak. Pada mulanya limbah-limbah ini dibuang ke
sungai atau daerah irigasi yang berdekatan dengan pabrik sehingga telah menyebabkan
pencemaran lingkungan. Kondisi ini telah
memaksa pemerintah melarang pembuangan
limbah pabrik ke sungai atau daerah irigasi lainnya. Akan tetapi setelah ditemukannya analisis
proksimat mendorong ilmuwan untuk meneliti nilai gizi dari limbah-limbah
tersebut. Hasil analisa membuktikan bahwa
limbah-limbah tersebut memiliki nilai gizi yang baik sehingga dapat digunakan sebagai bahan pakan. Berdasarkan nilai gizi pakan dan hasil analisis proksimat maka
orang mulai menyusun pakan berdasarkan suatu formulasi sesuai dengan kebutuhan
ternak. Industri pakan mulai menyusun
pakan berdasarkan suatu formulasi pakan pada tahun 1800, karena pada waktu itu
ada permintaan pakan berkualitas untuk ternak kuda dan mule, yang digunakan
sebagai alat transportasi utama pada saat itu.
1. Pengertian Pabrik
dan Industri Pakan
Dalam kamus bahasa Indonesia kata pabrik dan
kata industri memiliki makna yang berbeda.
Pabrik diartikan sebagai
sebuah bangunan dengan perlengkapan mesin tempat membuat atau memproduksikan barang-barang tertentu
dalam jumlah besar untuk diperdagangkan.
Contoh, pabrik roti, berarti tempat membuat roti, pabrik pakan, berarti
tempat membuat pakan. Industri diartikan sebagai kegiatan mengolah barang tertentu dengan
menggunakan sarana dan peralatan seperti misalnya mesin.
Namun demikian, dalam industri
tidak saja dibicarakan tentang mengolah
barang tetapi juga membicarakan tentang penyediaan bahan baku, penanganan dan
penyimpanan bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi, penyimpanan
bahan jadi, uji mutu bahan baku dan bahan jadi, transportasi, dan cara-cara
melaku kan pemasaran bahan jadi. Oleh
karena itu pengertian industri lebih ditujukan pada sifat aktifitasnya.
Perkembangan industri pakan tidak terlepas dari
perkembangan usaha peternakan, karena luaran dari industri pakan menjadi
masukkan bagi usaha peternakan. Oleh karena itu pelaku industri pakan tidak
saja bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai haknya
tetapi juga mempunyai kewajiban untuk menghasilkan pakan yang memenuhi syarat-syarat
biologis, yakni memenuhi kebutuhan zat-zat makanan bagi ternak yang
mengkonsumsinya. Hak dan kewajiban
industri pakan ternyata saling bertolak belakang sehingga keduanya harus
ditemukan pada suatu titik temu, yakni mendapatkan keuntungan yang wajar tanpa
mengabaikan mutu pakan yang dihasilkannya.
Untuk itu perlu metode yang tepat untuk mencapai titik temu tersebut.
Industri pakan mengandung dua pengertian yaitu
industri dan pakan. Industri adalah
kumpulan dari berbagai usaha sejenis yang memproduksi pakan dan saling bergabung untuk mencapai tujuan ekonomi dengan metode
tertentu. Jadi meskipun terdiri dari
banyak usaha tetapi kegiatannya sama yakni membuat pakan, sehingga industri pakan
merupakan kumpulan unit-unit usaha yang
membuat pakan baik secara makro maupun secara mikro, baik dalam bentuk pabrik
maupun bukan pabrik. Kegiatan makro adalah masalah yang dihadapi oleh suatu
industri pakan juga merupakan masalah
yang dihadapi oleh unit-unit usaha dari
industri tersebut sehingga
pengertian industri lebih lebih
ditekankan pada sifat aktifitasnya dari pada wujud fisiknya..
Dari segi ilmiah, industri pakan
terdiri dari dua bidang yakni bidang industri (ekonomi industri) dan bidang
pakan. Seorang pengusaha industri pakan
harus mengetahui ilmu industri (ekonomi industri) dan ilmu pakan. Pengetahuan
akan kedua ilmu tersebut harus didasari oleh ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu
ekonomi dan cabang-cabangnya, ilmu biokimia, pengetahuan bahan pakan, ilmu gizi
ternak dan sebagainya. Namun
demikian, tidak selamanya seorang
pengusaha industri pakan harus menguasai ilmu-ilmu tersebut. Bisa saja pengusaha tersebut hanya mengetahui
satu bidang dan menyerahkan bidang lain ke orang lain yang menguasai bidang
tersebut Contohnya : Pengusaha hanya
mengetahui bidang usaha sedangkan untuk bidang penyusunan ransum dapat menyewa atau menggaji orang lain yang
menguasai penyusunan ransum. Dalam suatu
industri pakan, bidang industri dan
pakan terasa sangat penting tetapi yang paling penting adalah bidang ekonomi industri.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berdirinya Industri
Pakan
Masalah-masalah yang dihadapi
suatu industri pakan sangat bervariasi bergantung pada lokasi tempat industri
tersebut berdiri, apakah itu desa, kota, kabupaten, provinsi atau negara. Namun demikian secara umum
masalah-masalah yang dihadapi yang mempengaruhi berdirinya suatu industri
pakan pada suatu daerah relatif sama, yaitu
:
2.1. Kebijakan Pemerintah.
Pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan
pemerintah untuk melindungi industri pakan dan konsumen atau usaha peternakan,
sangat menentukan maju mundurnya usaha industri pakan dan usaha
peternakan. Contoh : Pemerintah membuat
aturan tentang pembebasan atau keringanan bea masuk untuk impor tepung ikan dan bungkil kedele, serta aturan
tentang quality control untuk melindungi usaha peternakan. Di negara-negara maju campur tangan
pemerintah semakin kecil sedangkan di negara-negara berkembang seperti
Indonesia sangat diperlukan untuk melindungi industri pakan skala kecil.
2.2. Budaya dan Agama.
Budaya dan agama di suatu daerah akan menentukan jenis ternak yang akan
diusahakan, seperti misalnya di daerah Timur Tengah, khususnya di Arab dan
Israel atau di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama muslim dan
yahudi usaha ternak babi tidak diperbolehkan sehingga industri pakan yang menghasilkan pakan untuk ternak babi
tidak akan berkembang.
Di beberapa negara ada peraturan yang melarang penggunaaan bahan pakan
tertentu sebagai komponen dalam ransum hasil dari suatu industri pakan, seperti
di Amerika serikat sisa-sisa makanan tidak diizinkan digunakan sebagai bahan
pakan sedangkan di beberapa negara berkembang termasuk India dan Indonesia
sisa-sisa makanan dapat digunakan sebagai bahan pakan. Di Meksiko, bahan dasar utama dalam ransum
ternak adalah sorghum, karena jagung digunakan sebagai makanan pokok manusia,
khususnya dalam pembuatan kue “Tortilas”.
Sebaliknya di Mesir jagung dapat digunakan sebagai bahan pakan dalam
industri pakan karena makanan pokok rakyat Mesir adalah gandum.
Dari contoh-contoh di atas, penggunaan bahan pakan yang digunakan
sebagai komponen ransum dalam industri pakan harus disesuaikan dengan adat
kebiasaan dan budaya setempat. Kondisi
ini akan mempengaruhi industri pakan, khususnya dalam penggunaan peralatan
harus disesuaikan dengan bahan baku pakan yang akan digunakan, seperti di
daerah yang menggunakan jagung sebagai bahan baku utama industri pakan akan
menggunakan alat penggiling yang berbeda dengan daerah yang bahan baku utamanya
adalah gandum atau umbi-umbian.
2.3. Konsumen.
Konsumen industri pakan adalah peternak.
Antara industri pakan dan peternak mungkin dipisahkan oleh jarak tetapi
mereka dipertemukan dalam suatu pasar karena adanya aktifitas penawaran dan
permintaan. Pengaruh konsumen atau
peternak terhadap industri pakan hanya terlihat mungkin pada salah satu unit
kegiatan di dalam industri pakan
sehingga tidak mempengaruhi industri pakan secara keseluruhan. Akan tetapi kadang-kadang kelesuan pada
konsumen atau usaha peternakan akan berpengaruh pada industri pakan, seperti
adanya kepres 50 tahun 1981 yang menyebabkan kelesuan
pada usaha peternakan unggas berpengaruh terhadap industri pakan di Indonesia,
khususnya industri pakan unggas.
Hubungan antara industri pakan dan konsumen terjadi melalui satu sistem
pemasaran atau jalur tataniaga. Dalam
ilmu ekonomi jalur pemasaran ada 3 macam, yaitu :
- Sistem Pemasaran Monopoli.
Banyak industri
pakan menghasilkan produk yang sama yaitu makanan ternak tetapi mutunya tidak mungkin sama
sehingga industri pakan yang memiliki produk dengan mutu yang baik akan
menguasai pasar, seperti misalnya di Indonesia banyak sekali industri pakan
unggas tetapi yang paling menguasai pasar adalah industri pakan Charoen Pokphand dari Jakarta dan Cargill dari Surabaya.
- Sistem Pemasaran Oligopoli.
Dalam sistem
ini beberapa unit usaha dalam industri pakan memproduksikan pakan dengan mutu
yang sama sehingga akan menguntungkan pihak industri pakan bukan konsumen. Sistem pemasaran cara ini tidak terdapat di
Indonesia.
- Sistem Pemasaran Normal.
Dalam sistem
ini, pemasaran yang dilakukan industri pakan dan kondisi dari konsumen tidak dipengaruhi atau mempengaruhi
pasar.
2.4. Distributor atau Penyalur
Bahan Baku.
Distributor bahan baku bagi industri pakan
sangat menentukan perkembangan industri pakan.
Di Indonesia, pemerintah ikut
dalam kegiatan penyediaan bahan baku bagi industri pakan, seperti pada tahun
1972 musim kemarau yang panjang menyebabkan gagalnya panen jagung sehingga
tidak tersedia jagung bagi industri pakan.. Demikian juga dengan tepung ikan,
sehingga pemerintah melalui BULOG ikut campur
dalam penyediaan ke dua jenis bahan baku bagi industri pakan. Pemerintah, konsumen dan distributor bahan
baku merupakan satu kesatuan yang mempengaruhi industri pakan sehingga bila
terjadi suatu masalah dalam industri pakan perlu penanganan secara terpadu dari
ke tiga lembaga tersebut.