Silase dapat dibuat dengan beberapa metode :
1. Metode
Panas (Belanda)
Rumput yang sudah dipotong-potong ditumpuk di
dalam silo, diusahakan selapis demi selapis, diratakan dan dipadatkan, proses
penumpukan dan pemadatan lebih kurang 7 hari.
Sebagai penutup digunakan lapisan
tanah setebal 50 – 6-0 cm. Bila rumput
mulai melayu, maka lubang akan mengempis dan masuk ke dalam lubang. Di sekeliling lubang sebaiknya dibuat parit
agar air tidak masuk ke lubang. Untuk menjaga kualitas silase, dapat dilakukan
dengan pemadatan yang sempurna, drainase yang baik dan penghindaran dari air yang masuk ke luabang, penutupan lubang
harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya.
Pembukaan silase metode ini dilakukan minimal setelah 4 bulan. Lubang
silo bisa berbentuk silindris atau kotak dengan ukuran 2 – 4 meter, dan dalam 2
m.
2. Metode Dingin (asam)
Pada metode ini diperlukan silo yang berdinding
tembok atau kayu, hijauaan harus secepat mungkin dimasukkan dalam silo.
Pengisisan dan pemadatan maksimal 1–3
hari . Pemadatan harus dilakukan benar-benar sempurna, lapisan demi lapisan. Setelah semua bahan masuk, silo harus ditutup
rapat dan bila perlu diberi pemberat. Prinsip metode dingin ini adalah, dengan
diselesaikannya pemasukan bahan dalam waktu singkat dan pemadatan yang
sempurnya, maka dalam proses ensilasenya
tidak terjadi panas dan tetap dingin.
Jika hijauan yang dibuat silase kurang mengandung bahan karbohidrat,
bisa ditambah bahan karbohidrat dengan tujuan untuk mempercepat terbentuknya
suasana asam. Suasana asam terbentuk
akibat fermentasi dari karbohidrat.
Untuk mempercepat suasana asam juga bisa dilakuakn dengan penambahan bahan-bahan
kimia seperti : asam fosfat, natrium bisulfat, campuran HCl encer dll.
Banyaknya bahan tambahan (tetes, tepung jagung) yang ditambahkan dalam
pembuatan silase sekitar 2 – 4 % dari bahan silase (rumput dan atau
legum). Untuk legum bahan aditif bisa
lebih banyak 1 – 2 % dibanding rumput.
Untuk aditif dedak halus atau bekatul, bisa sampai 10 % dari bahan
silase.
3.
Metode Finlandia
Pada metode ini juga dibutuhkan silo yang
baik. Hijauan harus secepatnya dimasukkan dan dipadatkan ke dalam silo. Tiap lapisan dibasahi dengan HCl BJ 1,17
(33,5%). Banyaknya HCl yang ditambahkan harus dapat menciptakan suasana asam
dengan pH antara 3,5 - 4.
Pemakaian HCl sebanyak 1 liter/ 100 kg bahan seilase. Sebelum disiramkan pada rumput harus
diencerkan dengan air sebanyak 6 kali. Bila silo berukuran garis tengah 6
meter, maka selapis timbunan dibutuhkan 300 kg rumput yang harus disiram 18
liter HCl yang telah diencerkan. Bila
penimbunan tidak dapat selesai sehari, maka timbunan harus ditutup rapat-rapat (dengan
karung goni atau plastik). Bila timbunan rumput sudah cukup (berlapis-lapis)
kemudian ditutup dengan tanah setebal 60 cm dan diberi beban. Setelah
masak, silase akan mengempis sampai setengahnya. Karena itu penimbunan
hendaknya setinggi 2 kali tinggi silo. Silase yang dibuat dengan cara ini akan
bermutu tinggi dan berbau sedap, sehingga disukai ternak. Untuk sapi dapat
diberikan 20 – 30 kg silase. Sebaiknya ditambah hooi atau jerami.
Silo (Tempat Pembuatan Silase)
Silo berasal dari bahasa Yunani “Siro” yang berarti tempat untuk menyimpan
biji-bijian. Silo yang dimaksud disini adalah merupakan tempat atau wadah untuk
membuat silase. Bahan dari silo bervariasi, bisa dari plastik, drum, bus
beton, kayu dan atau semen
permanen. Pembuatan silo dapat dilakukan
secara permanen, semi permanen atau tidak permanen, hal ini tergantung situasi
dan kondisi serta kebutuhan. Menurut
letak dan bentuknya, silo dibedakan menjadi beberapa bentuk :
1.
Stack
atau Penc Silo
Silo atau tempat silase ini berbentuk bulat
atau persegi dan terbuat dari bahan yang tidak permanen, hijauan ditimbun
diatas tanah
2. Tower
Silo
Silo model tower terletak di atas tanah,
berbentuk menara, bisa bulat atau persegi, terbuat dari kayu atau beton dan hijauan
ditimbun di dalamnya.
3. Pit
/ Trench Silo
Silo ini berbentuk silinder dan berada
di dalam tanah (permukaan sejajar dengan permukaan tanah), bahan hijuan disimpan
di dalam lubang di tanah
4. Clamp
Silo
Silo ini merupakan bentuk gabungan antara stack dan pit silo, sehingga letaknya sebagian
di dalam tanah dan sebagian muncul di atas tanah. Sebagian besar silase berada di atas tanah .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
silase :
1.
Lama pekerjaan tidak boleh lebih dari 3
hari
2.
Bahan silase harus ditumpuk rapi/
dipadatkan
3.
Setelah proses ensilase selesai, pH harus dipertahankan kurang dari 4,2 (pH
lebih dari 4,8 akan terjadi pembusukan dan peragian)
4.
Suhu optimum untuk bakteri asam laktat
25 - 35oC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar